Chapter I
The unpredictable journey
Chapter II
The journey has begin
Chapter III
Peninggalan Sejarah, Keindahan, dan Rasa Sakit
Keberangkatan
kereta pun bisa dibilang on time, kami tiba di semarang sekitar pukul 6 pagi di
sambut dengan gerimis mengundang kantuk..
Kami
pun keluar gerbang disambut dengan seorang wanita muslimah yang manis dan baik
hati, yaa dia adalah teman seperjalan kami yang sedang menempuh pendidikan S2
di Semarang, sosoknya sama dengan temanku dari Jakarta mereka sama-sama
berhijab, baik, dan anggun tidak seperti aku yang tomboy hehehe...
Kami
pun melanjutkan perjalan menuju tempat kos teman yang menjemput kami, letakny
disekitar universitas Diponegoro, perjalanan dari stasiun Semarang Poncol
menuju undip cukup memakan waktu selama 15 menit. Sesampainya di tempat kos
kami pun memutuskan untuk beristirahat sebelum melakukan perjalanan kebeberapa
tempat wisata di Semarang. Pukul 10 pagi kami pun bergegas menuju destinasi
pertama yaitu “Lawang Sewu”dengan menggunakan taksi, adapun jarak yang ditempuh
hanya sekitar 15 menit.
Lawang
sewu merupakan sebuah bangunan kuno
peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini
diperuntukan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah
Belanda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut
memiliki pintu yang sangat banyak. Karena Lawang Sewu sarat akan
cerita mistis maka perjalanan kali ini kami sebut sebagai wisata
mistis (spooky) pertama kali kami. Lawang Sewu ini sendiri sarat
akan arsitektur belanda (iyalah di bangun pas zaman Belanda), setelah
berputar-putar bersama seorang pemandu wisata mengelilingi bangunan kuno ini
kami pun bergegas menuju tujuan utama wisata mistis kali ini, yaitu ruang bawah
tanah lawang sewu, sebelum masuk ruangan ini kami harus menggunakan separu boot
dan membawa senter karena kondisinya yang diisi oleh kubangan air. Konon
kabarnya pada saat zaman Belanda ruang bawah tanah ini digunakan sebagai tempat
penampungan air (yah semacamnya lah) namun pada saat zaman Jepang ruangan ini
digunakan sebagai tempat penyiksaan dan eksekusi bagi para pemberontak dan para
perempuan yang menolak dijadikan sebagai wanita penghibur. Di penghujung
perjalan pemandu wisata kami pun tak lupa meminta kami untuk memanjatkan
doa bagi para “pendahulu” sebelumnya...
|
Lawang Sewu tampak depan |
|
Bangunan atas Lawang Sewu |
|
Ini dia pintu seribu nya |
|
Menuju ruang bawah tanah lawang sewu |
|
Harus memakai sepatu boot dan senter |
|
Tangga menuju ruang bawah tanah |
|
Pemandangan ruang bawah tanah lawang sewu |
|
Tampak genangan air |
|
Harus berhati-hati dalam melangkah |
|
Tampak dalam |
|
Konon kabarnya merupakan salah satu tempat penyiksaan |
|
Tour di ruang bawah tanah pun selesai |
|
Mari kita lanjutkan perjalanan :D |
|
Tampak samping |
|
Replika kereta api |
Betapa
indahnya bangunan Lawang Sewu, namun menyiratkan kenangan yang menyakitkan
didalamnya...
CHAPTER IV
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong
0 comments:
Post a Comment
feer free to give a comment :)