Saturday, September 14, 2013

Chapter III: Peninggalan Sejarah, Keindahan dan Rasa Sakit...

Chapter I
The unpredictable journey

Chapter II
The journey has begin

Chapter III
Peninggalan Sejarah, Keindahan, dan Rasa Sakit

Keberangkatan kereta pun bisa dibilang on time, kami tiba di semarang sekitar pukul 6 pagi di sambut dengan gerimis mengundang kantuk..

Kami pun keluar gerbang disambut dengan seorang wanita muslimah yang manis dan baik hati, yaa dia adalah teman seperjalan kami yang sedang menempuh pendidikan S2 di Semarang, sosoknya sama dengan temanku dari Jakarta mereka sama-sama berhijab, baik, dan anggun tidak seperti aku yang tomboy hehehe...

Kami pun melanjutkan perjalan menuju tempat kos teman yang menjemput kami, letakny disekitar universitas Diponegoro, perjalanan dari stasiun Semarang Poncol menuju undip cukup memakan waktu selama 15 menit. Sesampainya di tempat kos kami pun memutuskan untuk beristirahat sebelum melakukan perjalanan kebeberapa tempat wisata di Semarang. Pukul 10 pagi kami pun bergegas menuju destinasi pertama yaitu “Lawang Sewu”dengan menggunakan taksi, adapun jarak yang ditempuh hanya sekitar 15 menit.


Lawang sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini diperuntukan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Karena Lawang Sewu sarat akan cerita mistis maka perjalanan kali ini kami sebut sebagai wisata mistis  (spooky) pertama kali kami. Lawang Sewu ini sendiri sarat akan arsitektur belanda (iyalah di bangun pas zaman Belanda), setelah berputar-putar bersama seorang pemandu wisata mengelilingi bangunan kuno ini kami pun bergegas menuju tujuan utama wisata mistis kali ini, yaitu ruang bawah tanah lawang sewu, sebelum masuk ruangan ini kami harus menggunakan separu boot dan membawa senter karena kondisinya yang diisi oleh kubangan air. Konon kabarnya pada saat zaman Belanda ruang bawah tanah ini digunakan sebagai tempat penampungan air (yah semacamnya lah) namun pada saat zaman Jepang ruangan ini digunakan sebagai tempat penyiksaan dan eksekusi bagi para pemberontak dan para perempuan yang menolak dijadikan sebagai wanita penghibur. Di penghujung perjalan pemandu wisata kami pun tak lupa  meminta kami untuk memanjatkan doa bagi para “pendahulu” sebelumnya...


Lawang Sewu tampak depan

Bangunan atas Lawang Sewu
Ini dia pintu seribu nya

Menuju ruang bawah tanah lawang sewu

Harus memakai sepatu boot dan senter
Tangga menuju ruang bawah tanah

Pemandangan ruang bawah tanah lawang sewu
Tampak genangan air

Harus berhati-hati dalam melangkah

Tampak dalam

Konon kabarnya merupakan salah satu tempat penyiksaan

Tour di ruang bawah tanah pun selesai

Mari kita lanjutkan perjalanan :D
Tampak samping

Replika kereta api

Betapa indahnya bangunan Lawang Sewu, namun menyiratkan kenangan yang menyakitkan didalamnya...

CHAPTER IV
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong


0 comments:

Post a Comment

feer free to give a comment :)

 
;