Chapter I
The unpredictable journey
Chapter II
The journey has begin
Chapter III
Peninggalan Sejarah, Keindahan, dan Rasa Sakit
Chapter IV
The unpredictable journey
Chapter II
The journey has begin
Chapter III
Peninggalan Sejarah, Keindahan, dan Rasa Sakit
Chapter IV
Rasa
lapar pun semakin cetar membahan terasa...
Jam
sudah menunjukan pukul satu siang, sudah waktunya menjalankan sholat dzhuhur,
kami pun bergegas menuju masjid agung jawa tengah. Kami ingin merasakan sensasi
yang berbeda saat beribadah ditempat ini. Destinasi ke masjid agung jawa tengah
ini adalah sebuah wisata rohani :)
Kami
bergegas memberhentikan taksi yang nantinya akan mengantarkan kami ke masjid
tersebut. Jarak yang ditempuh kali ini adalah sekitar 30 menit dengan biaya
sebesar 35 atau 50 ribu rupiah (lupa hehehehe...)
Chapter VI
I'm Falling in love
(baca lebih lanjut)
Masjid ini sangat megah dengan luas lahan mencapai 10 Hektar dan luas bangunan
induk untuk shalat 7.669 meter persegi tersebut bargaya arsitektur perpaduan
antara Jawa, Jawa Tengah dan Yunani. Kami pun bergegas masuk kedalam masjid
untuk segera sholat, rasanya tenang sekali beribadah ditempat ini, begitu
tenang, benar-benar merasakan sensasi yang berbeda...
Masih
dengan menggunakan mukena, rasanya enggan sekali beranjak dari tempat ini,
begitu nyaman, begitu tenang tapi apalah daya kami harus bersiap menuju
destinasi berikutnya. Sebelum beranjak pulang, kami memutuskan untuk berkunjung
ke museum yang ada di tower asmaul husnah yang letaknya ada disamping masjid
agung.
Tower
ini memiliki tinggi 99 meter, melambangkan ke 99 Asma Allah. Dari lantai 19
tower ini terdapat teropong-teropong untuk melihat landscape Kota
Semarang dengan sempurna, dari lantai 18 terdapat Kampoeng Menara
Resto, Sebuah resto yang lantainya bisa berputar 360 derajad,
menu-menu restonya dengan harga yang beda tipis dengan warung makan.
Sedangkan di lantai 2 dan 3 Tower Asmaul Husna MAJT Semarang ini
terdapat Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah dengan
koleksi museum yang cukup banyak.
Sayang
sekali museum sedang tutup pada hari itu :( akhirnya perjalanan kami lanjut kan
ke lantai 19, pemandangannya benar-benar menajubkan, aku dapat melihat
perbukitan sekaligus dengan laut, semarang yang indah...
Yap
kembali keperut kami yang sudah semakin lapar sehingga mengakibatkan hilangnya
harmonisisasi antara labil ekonomi dan kudeta keinginan untuk makan enak,
akhirnya kami turun satu lantai menuju sebuah resto yang lantainya dapat
berputar sehingga memberikan pemandangan Semarang secara keseluruhan, dari
perbukitan hingga lautnya, yang sangat disayangkan resto ini sepertinya kurang
dimaksimalkan perawatannya, selain itu memang menu yang disuguhkan memiliki
harga yang murah, sesuai dengan rasanya hehehe...
Mungkin
pihak pengelola bisa lebih memaksimalkan perawatan dan pelayanan di resto ini,
karna sungguh resto ini memiliki suatu kelebihan pemandangan yang luar biasa
menawan. Andai datang di malam hari, pasti akan lebih romantis karena
kerlap-kerlip lampu di Semarang akan terlihat sepeti taburan bintang dilangit
:)
Satu
hal yang perlu diperhatikan jika ingin menikmati makan di resto ini adalah jam
operasional yang mereka miliki. Anda pun diharuskan membayar beberapa rupiah
saja sebelum masuk kedalam menara ini...
Dan kami pun begegas kembali ke tempat
kos teman kami dengan lagi-lagi menggunakan taksi (hehehe..), mengapa kami selalu
menggunakan taksi, ini karena ongkos taksi yang cukup murah, kendaraan yang
lebih nyaman dan kami masih bisa sharing cost (itu yang pualing penting).
Perpaduan dengan arsitektur yunani |
Masjid agung tampak depan |
Pemandangan di samping masjid, sejuknya sampai kedalam |
Ruang sholat |
Masjid agung, tampak dari tower asmaul husnah |
Landscape Semarang |
Chapter VI
I'm Falling in love
(baca lebih lanjut)
0 comments:
Post a Comment
feer free to give a comment :)