Saturday, September 14, 2013

Menuju Semarang dan Yogyakarta...

Halo para pembaca yang budiman..

Di siang hari yang terik ini, didalam ukuran kamar tidak lebih dari 3x3 meter aku ingin berbagi cerita mengenai perjalanan ku ke tanah jawi yaitu Semarang dan Yogyakarta. Well, perjalanan ini dilakukan ala backpacker seperti kaum muda seusiaku pada umumnya. Baiklah, kalau begitu mari kita pergi ke chapter pertama :D

Chapter I
The unpredictable journey
Pada awalnya aku ragu untuk mengikuti ajakan temanku pergi ke tanah jawi untuk menghabiskan malam tahun baru disana. Tapi akhirnyaa keragu-raguan itu sirna juga sih hehehe.. well lalu temanku pun memesan beberapa tiket untuk rombongan yang akan berangkat pada tanggal 28 Desember, dari sekitar 5 tiket yang sudah dibeli ternyata hanya aku dan dua temanku saja yang jadi berangkat, itu pun ada masalah serius pada identitas tiket PP Jakarta-Semarang-Jakarta yang aku pegang (maaf, untuk yang satu ini off the record saja yah, agar dapat mempermudah backpacker yang lain nantinya hohoho...)

Chapter II
The journey has begin
Jam sudah menunjukan pukul 17.20 aku bersiap merapikan meja kantor, mematikan komputer, dan mencabut semua kabel pada stop kontak, aku tidak sabar akan perjalanan malam ini . Jam pun telah menunjukan waktunya pulang kantor, memang perjalanan dari harmoni menuju senen tidak terlalu jauh, namun melihat kondisi jalan raya pada jam pulang kerja rasanya hal yang mustahal eh mustahil bisa sampai tepat waktu (padahal kereta baru berangkat menuju semarang pukul 21.30 hehehehe..) akhirnya aku meminta bantuan OB kantor untuk mengantarkan ku ke tempat tujuan (bukan semarang ya, tapi stasiun senen). Sesampainya di stasiun senen aku bergegas menuju mushola untuk menjalankan sholat magrib. Well, biasanya sebelum pergi travelling kemanapun aku memiliki dua buah ritual wajib yang harus dilakukan, yaitu:
  1. berpuasa senin kamis. Aku merasa, selain bersenang-senang aku pun harus tau diri agar selalu berdoa kepada allah s.w.t agar senantiasa selalu diberi perlindungan dan diberi kelancaran selama perjalanan.
  2. Berolahraga, hal ini sangat penting untuk mejaga fisik agar tetap prima, aku tidak ingin disaat dalam perjalanan kaki ku terasa sakit karena perjalanan jauh sehingga aku tidak bisa menikmati indahnya pemandangan kala itu.
Tak berselang lama teman seperjalanan ku pun menghampiri ku di mushola untuk menjalankan sholat magrib, disinilah petualangan kami dimulai, ingin sekali aku menceritakan hal yang tidak biasa bagi ku mengenai tiket kereta pulang pergi yang aku pegang, namun sekali lagi demi kebaikan kita bersama alangkah baiknya kalu hal ini off the record saja ya.

Kereta yang kami naiki adalah jenis kereta ekonomi non AC, aku kira kereta ini akan terasa sumpek dan kotor sekali, tak disangka tak dinyana kereta ini jauh lebih baik kondisinya dibanding beberapa tahun lalu, tidak kulihat ada penumpang yang harus sampai tidur dilantai beralaskan koran seperti beberapa tahun lalu, yang kulihat justru sebaliknya, ada beberapa penumpang yang justru bisa sampai meluruskan kakinya di bangku, untuk yang satu ini aku kurang beruntung karena kursi kami sudah ditempati oleh masing-masing pemilik tiket..


CHAPTER III
Peninggalan Sejarah, Keindahan, dan Rasa Sakit...
(baca lebih lanjut)


0 comments:

Post a Comment

feer free to give a comment :)

 
;